Assalamu 'alaikum Wr, Wb. | Home | Pengantar | Tentang Kami | Forum Kita | Buku Tamu |
  | Kajian Al Qur'an | Kajian Kitab Suci Agama Lain | Study Perbandingan Agama
Pengantar :

1. Tujuan Kajian
2. Dasar Kajian
3. Metodologi Kajian
4. Nara Sumber

 

 

Assalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh,

Salam Sejahtera, Bien Vienue

Dunia semakin tua, situasi dunia yang semakin tidak menentu dan semakin tidak nyaman, akibat adanya perubahan prilaku pemimpin dunia yang semakin arogan dan tidak mementingkan kepentingan segenap manusia secara keseluruhan, membuat umat manusia semakin kehilangan kepercayaan diri untuk bisa berbuat yang terbaik dalam hidupnya, hati manusia semakin ter-distorsi oleh berbagai macam fitnah, tipuan dan kebohongan yang secara nyata dan terang-terangan semakin merajalela, sehingga ada sebagian manusia yang merasa tidak nyaman hidupnya, akibat fitnah dan kebohongan yang dilakukan manusia lainnya.

Hukum dan ajaran yang telah tertuang dalam kitab suci masing-masing agama, yang dianut oleh berbagai ragam manusia di muka bumi ini, telah dirusak oleh hukum-hukum yang dibuat oleh manusia itu sendiri, sesuai dengan kehendak dan kepentingannya masing-masing. Kitab suci agama, yang notabene adalah ajaran suci dari Yang Maha Esa, merupakan hukum dasar kehidupan manusia, ternyata telah terjadi campur tangan manusia didalamnya. Namun kita, manusia, tidak sadar dan tidak mau tahu bahwa di dalam kitab suci agama manusia tersebut, telah terjadi perubahan-perubahan yang dilakukan oleh manusia itu sendiri. Namun bagi manusia yang mau berfikir jernih dan berupaya mencari kebenaran yang tercantum dalam kitab suci agamanya masing-masing, akan dapat mengetahui bahwa kitab suci agamanya itu adalah masih asli atau sudah berubah.

Kitab suci agama, sebetulnya merupakan wahyu atau petunjuk dari Tuhan Yang Maha Esa, melalui perantaranya, yaitu Rasul dan Nabi, yang diutus untuk segenap umatnya masing-masing. Setiap Rasul dan Nabi, membawa risalah yang berbeda, namun tujuannya jelas cuma satu, yaitu mengajarkan kepada umatnya, untuk percaya kepada Tuhan Yang Esa, Tuhan Pencipta Alam Semesta, Tuhan Yang Menciptakan diri manusia beserta seluruh keperluan hidup manusia itu sendiri, dan bahwa suatu saat kelak, manusia itu akan kembali untuk mempertanggung jawabkan segala perbuatan yang telah dilakukan si manusia itu kepada yang menciptakannya, yaitu Tuhan Maha Pencipta, Tuhan yang telah menciptakan manusia itu.

Manusia, sebagai salah satu makhluk ciptaan Tuhan, telah dibekali oleh Tuhan, berbagai kelebihan dibandingkan makhluk lainnya, seperti Jasad Tubuh dan Roh yang sempurna, Akal Fikiran yang seharusnya bisa membedakan sesuatu yang baik dan buruk, yang salah dan yang benar, yang bohong atau yang jujur, dan masih banyak lagi kelebihan manusia, yang semestinya harus dan patut sangat disyukuri oleh manusia kepada Tuhan Yang Esa, yang telah menciptakan manusia itu dan segala keperluan hidupnya. Namun ternyata, manusia tetap pada sifatnya, yang selalu ingkar dan menentang segala perintah Tuhan, yang sangat kuat sekali dipengaruhi Nafsu manusia, yang juga merupakan kelebihan yang diberikan Tuhan kepada manusia. Keberadaan Akal fikiran dan Nafsu manusia, adalah sesuatu yang bertolak belakang. Hal ini dikarenakan Akal fikiran manusia selalu berusaha untuk mencoba mencari kebenaran, sedangkan Nafsu manusia adalah selalu berusaha untuk mencari kesenangan, yang walaupun menurut akal fikirannya salah, namun karena Nafsunya merasakan kesenangan atau bisa dinikmati, maka akal fikiran manusia akan kalah bersaing dengan Nafsu. Dan kebanyakan manusia, masih belum bisa mengendalikan Nafsunya, dibanding Akal fikirannya.

Oleh karenanya kita harus kembali sadar. Gunakanlah Akal Fikiran kita sebagai manusia, janganlah menggunakan Nafsu manusia yang akan menggiring kejalan yang tidak sesuai dengan ajaran yang tertuang dalam kitab suci agama kita.

Semoga bermanfaat..

 

Hamba Alah S.W.T.